Thursday 11 July 2013

Someone help me.

Bahaya bila selalu rasa diri ini berada pada pihak yang benar.

Sometimes it's not about being right or wrong, and sometimes there is no right or wrong. There are just options to choose from and some people choose differently than others. 

More often than not, people are different than other people. It is rare to find the same person in and out, exactly equal in every way. 

Thus. there are always distinction and variety to make us all special and that makes us all of an  expert in one way or another of an aspect.

That's why they say that a diamond has so many facets. Sometimes we are looking at only one facet at a time, and yet that facet is just only a piece of one whole. 

We all make one whole. We are one. All for one, and one for all.
Amal jamaie' perhaps?



ps/: i know that sounded a bit vulgar. we make a hole??

Wednesday 10 July 2013

Soleh wa musleh

Mudah sahaja untuk berbicara, mudah sahaja untuk berkata.

Mudah sahaja untuk presentasikan sesuatu, malah lagi mudah untuk berkongsi (share).

Namun, yang susahnya adalah pelaksanaan, pengamalan, pengaplikasian, perbuatan...

... dalam bentuk ke setiap aspek hidup kita dan juga segala aspek dalam pemikiran kita. Jangan dilihat sebagai sesuatu yang sempit dan tidak bisa dikembangkan. Sebenarnya maksud dan ertinya lebih luas dari apa yang kita fikirkan. Lebih tersebar dari akal kita yang tak seberapa langsung.

Sebab itulah ia suatu berita yang agung yang merentasi masa, zaman, tempat, suku kaum, umur, segala vertikal dan horizontal sisi dalam dunia ini.

Ia lebih agung dan besar dari apa yang kita anggapkan. Lebih besar dari diri kita yang kita selalu pentingkan.

Hatta, jiwa kita harus besar. Jiwa kita harus selalu memikirkan tentang orang lain selain dari diri sendiri sahaja. Jiwa kita harus sanggup berkorban demi kepentingan besar dari diri kita. Dengan itu baru kita layak untuk dikurniakan ganjaran yang semua orang idam-idamkan. Ganjaran yang semua orang impi-impikan dan mahukan.

Masakan tidak menjadi seorang yang narcicisstic dan self-centered disukai sesiapa pun? Masakan pula orang yang selalu pentingkan diri layak untuk pergi ke suatu tempat yang hanya disediakan untuk orang yang berkorban diri untuk manusia lain?

Apatah lagi Allah yang lebih menyukai jika kita saling mengingati dan mengajari dengan hikmah dan sabar.

Back to Allah.

Iyyakana'budu wa iyyakanas ta'in.
Ihdinas sirotolmustaqim.

Sukar untuk kita anggarkan bagaimana reaksi dan respon kita terhadap sesuatu situasi melainkan perkara itu benar-benar terjadi di batang hidung kita sendiri.

Mudah sahaja untuk kita berkongsikan video-video, gambar-gambar, kisah-kisah pengalaman para-para pejuang, para-para syahid, para-para mu'minin yang melalui pahit getir suasana yang memang memeritkan, namun tiada apa-apa yang terjadi pada tubuh kita ini.

Malah kita ini enak baring di atas katil, sambil makan kerupuk dan kentang goreng bercicahkan saus cili cap thai, dengan air jus oren yang dingin untuk menghilangkan rasa dahaga kita. Bahkan kita menggoyang kaki sambil melihat di kaca mata skrin keadaan yang sangat kelam kabut, menyedihkan, namun kadang-kadang kalau kita selalu melihat perkara sebegitu, kita sendiri senang dan gampang untuk merasakan seperti sudah terbiasa. Rendered moot.

It becomes somewhat nullifying your senses.

Sedangkan mereka di sana melawan musuh yang nyata, aku di sini melawan musuh yang fantasi, bikinan sendiri, movie-movie, perang pemikiran, selalu terikut dengan syahwat, tunduk kepada nafsu, mudah mengalah dan mengomel, usaha yang tidak bisa diukur karena usaha setakat seciput sahaja. Lantas, berani mengatakan orang yang kurang amalnya secara zahir, lebih rendah dari derajatnya, berani merasakan orang yang kurang faham dari sudut pemikirannya, takkan tahu apa yang dia lakukan.

Siapakah aku?

Tahukah aku, bahawa aku ini banyak dosanya. Lebih besar dosanya karena aku lebih tahu dan tidak melakukan apa-apa.

Siapakah aku?

Kalau lah aku ini lebih tinggi derajatnya, kenapa aku ni seolah-olah tidak melakukan apa-apa untuk membaikkan keadaan diri sendiri dan orang sekitar, malah orang jauh termasuk orang di seluruh dunia?


Musuh sebenar yang paling sulit untuk dikalahkan adalah diri sendiri. Jikalau kita dapat menewaskan nafsu (yakni diri kita) maka perkara-perkara selain dari itu, mudah banget.

Dan aku akui, memang itu yang sedang aku depani sekarang. Dan sekarang ini tiada pertolongan dan bantuan yang boleh aku cari selain, dan yang paling aku perlukan hanya dariMu ya Allah.

Aku berharap pada Engkau ya Allah. Bantulah aku mengatasi masalah-masalah aku ini. Aku ni hambaMu yang lemah, hina, sering lalai dan mudah lupa. Tolonglah ampunkan segala dosaku, tolonglah kurniakan aku petunjuk hidayahMu.